Oleh : Haryati Habie, S.Pd
I. Pendahuluan
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang dapat dimanipulasi guru adalah lingkungan belajar. Dengan menata lingkungan belajar, guru dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lingkungan belajar adalah situasi yang ada di sekitar siswa pada saat belajar. Situasi ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Bisa dibayangkan jika kita memasuki ruangan kelas yang lantainya bersih, tempat duduk dan alat pelajaran ditata dengan rapi, pajangan diletakkan pada tempat yang tepat, dan ada bunga di meja guru. Ya … tentunya kita akan dapat mengajar dengan tenang serta menyenangkan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Siswa akan belajar dengan tenang dan nyaman. Sebaliknya, kalau kita memasuki ruangan kelas yang kotor, sumpek, dan penataan ruangannya yang kurang baik, kita akan segan untuk mengajar dan tentu hal ini juga akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik kelas dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Di samping lingkungan fisik kelas, hubungan sosio-emosional antara guru dengan siswa serta antar-siswa juga turut mempengaruhi proses pembelajaran. Dapat dibayangkan , apa yang akan terjadi jika guru tidak mengenal dengan baik para siswanya, atau hubungan antar-siswa di dalam kelas kurang baik. Guru tersebut akan mengalami kesukaran dalam membantu siswa belajar. Selain itu juga, hubungan sosial antar-siswa juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Siswa yang pemalu akan menjadi semakin pemalu apabila teman-temannya selalu mengejeknya setiap dia membuat kesalahan. Situasi ini akan menghambat proses belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas proses pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan fisik kelas, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan psiko-sosial kelas.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan pembelajaran oleh siswa. Kita semua mengakui bahwa faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Banyak peran yang harus dimainkan guru dalam upaya membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran secara optimal. Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Di samping itu guru memerlukan keahlian khusus, mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang begitu kompleks. Oleh karena itu seorang guru perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi guru merupakan tuntutan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi yang harus dimiliki tersebut dengan sendirinya terkait dengan tugas dan tanggung jawab guru itu sendiri.
Dalam hubungannya dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis akan mengulas tentang Peranan Lingkungan Belajar dan Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran. Mengapa ? Karena dengan mengetahui masalah ini, kemampuan profesional kita sebagai pengajar diharapkan akan meningkat karena kita mampu menata lingkungan belajar dan memainkan berbagai peran serta menguasai kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran.
2. Penataan Lingkungan Belajar dalam Pembelajaran
Penataan lingkungan belajar dalam pembelajaran mencakup lingkungan fisik dan lingkungan psiko-sosial dalam pembelajaran.
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruang kelas yang menarik, efektif, serta mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Perubahan pada tujuan pembelajaran dan pada kegiatan belajar yang dilakukan siswa menuntut perubahan pada penataan lingkungan fisik kelas. Ini berarti bahwa guru harus menyesuaikan penataan ruang kelasnya dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Meskipun barang-barang yang ada di dalam kelas kurang memadai keadaannya apabila ditata dan diatur dengan baik, barang-barang tersebut menjadi bermanfaat. Hal ini perlu dilakukan guru karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ( Winzer, 1995).
Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas.
Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut :
· Keleluasaan pandangan (Visibility); Artinya, penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa sehingga siswa dapat secara leluasa memandang guru atau kegiatan yang sedang berlangsung serta guru juga dapat memandang semua siswa setiap saat menyajikan materi pelajaran.
· Mudah dicapai (Accessibility); Artinya, barang-barang yang sering digunakan siswa dalam proses pembelajaran diletakkan pada tempat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siswa.
· Keluwesan (Flexibility); Artinya, barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk dipindah-pindahkan sehingga mudah untuk ditata sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru.
· Kenyamanan; Artinya, ruangan kelas harus ditata dengan baik agar dapat memberikan kenyamanan bagi siswa dan guru selama pembelajaran, dalam hal ini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
· Keindahan; Artinya, prinsip ini berkenaan dengan usaha guru untuk menciptakan ruangan kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan yang bersih dan ditata dengan rapi akan menimbulkan kesan yang menyenangkan untuk belajar.
Dalam meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran. Setiap strategi pembelajaran yang diterapkan menuntut tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Hasil penelitian (Louisell,1992) menunjukkan bahwa tempat duduk yang ditata berjejer menghadap guru dapat meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.
Berkenaan dengan penataan lingkunganpsiko-kelas, Bandura (Good dan Brophy, 1990) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam menata lingkungan psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Persyaratan atau perilaku guru yang dapat menunjang terciptanya hubungan antar-siswa yang baik di kelas, antara lain adalah disukai oleh siswa, memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya, akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa, bersikap positif terhadap pertanyaan atau pendapat siswa, serta sabar, teguh dan tegas.
Selain karakteristik guru, lingkungan psiko-sosial kelas juga dipengaruhi oleh hubungan sosial antar-siswa. Hubungan antar-siswa yang baik dapat ditingkatkan melalui kegiatan kelompok, baik belajar kelompok maupun bekerja kelompok. Berkenaan dengan kegiatan kelompok ini, Weber (1977) mengemukakan enam hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengembangkan dan melaksanakan kegiatan kelompok, yaitu perilaku yang diharapkan, fungsi kepemimpinan, pola persahabatan siswa, norma/aturan, kemampuan berkomunikasi, dan kebersamaan.
Karena keenam aspek kegiatan kelompok tersebut sangat penting, guru harus menyampaikannya kepada siswa. Pembentukan sikap membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan latihan secara terus menerus, kita harapkan siswa dapat menerapkan keenam aspek tersebut dalam kegiatan kelompok.
3. Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk berperan sebagai pengajar (instruktor) dan sekaligus sebagai manajer (manager). Kedua peran tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Sebagai pengajar, guru dituntut untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Untuk dapat melakukan perannya sebagai pengajar, guru harus :
- Memiliki informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran (sebagai manusia sumber);
- Mampu menyampaikan informasi dengan tepat ( sebagai komunikator);
- Mampu mengarahkan kegiatan pembelajaran (sebagai moderator);
- Mampu menilai keberhasilan pembelajaran (sebagai evaluator);
- Mampu membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapinya (sebagai pembimbing); serta
- Mampu mengatur dan memonitor pelaksanaan pembelajaran (sebagai organisator).
Sebagai manajer, guru dituntut untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif bagi pembelajaran sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Agar siswa termotivasi untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya :
- Menunjukkan sikap positif terhadap siswa ;
- Memberikan tugas atau kegiatan yang bermakna, sesuai dan bermakna bagi siswa;
- Menunjukkan semangat mengajar;
- Menerapkan disiplin secara fleksibel;
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan kelompok;
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan self-evaluation;
- Memberikan balikan positif terhadap hasil kerja siswa; serta
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh kebanggaan dari hasil kerjanya.
Keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam melakukan kedua peran tersebut secara utuh. Disamping faktor-faktor yang telah diuraikan di atas, maka guru sebagai tenaga pengelola pendidikan yang memiliki profesionalisme dan dedikasi yang tinggi dalam memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi/kemampuan.
Menurut Dirjen Dikti (2002), ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru kelas SD, yaitu :
- Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya.
- Pemahaman tentang peserta didik.
- Penguasaan pembelajaran yang mendidik, serta
- Pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajarannya. Berkenaan dengan hal tersebut, guru sebagai motivator harus mampu :
- Menjabarkan secara rinci setiap kompetensi rumpun pelajaran, yaitu merumuskan tujuan, metode, dan langkah-langkah pembelajaran;
- Memotivasi siswa untuk proaktif dalam mendapatkan pengetahuan.
- Menaruh perhatian terhadap keberadaan dan kebutuhan siswanya, sehingga siswa merasa dihargai sebagai seorang individu;
- Menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri siswa, agar kelak mampu menghadapi segala tantangan yang menghadang.
- Menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang kondusif.
- Berinovasi dalam menciptakan dan mengoperasionalkan media pengajaran;
Selain sebagai motivator, peran guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah sebagai pengamat, di mana guru memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada siswa untuk berkembang melalui caranya sendiri melalui metode pembelajaran tertentu. Selain sebagai pengamat, guru harus juga berperan sebagai fasilitator, artinya guru harus mampu membimbing dan memberi arah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Seorang guru harus menguasai keterampilan melaksanakan pembelajaran. Keterampilan tersebut meliputi :
- Keterampilan memulai pelajaran, yang mengacu pada kemampuan guru untuk menciptakan kondisi mental dan perhatian siswa terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
- Keterampilan mengelola pembelajaran, yaitu kemampuan memilih, menyampaikan, memberi contoh, memanfaatkan media pengajaran, dan memberi penguatan agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
- Keterampilan mengorganisasi waktu, siswa, dan fasilitas belajar, yaitu kemampuan guru dalam mengatur penggunaan waktu, pemberdayaan siswa, dan pemanfaatan fasilitas belajar seoptimal mungkin.
- Keterampilan melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, mengacu pada kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diserap siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
- Keterampilan mengakhiri pembelajaran, yang mengacu pada kemampuan guru dalam memberikan gambaran menyeluruh kepada siswa tentang kompetensi yang telah dipelajari.
4. Penutup
Dari keseluruhan pembahasan akhirnya dapat disimpulkan bahwa :
- Keadaan lingkungan fisik dan psiko-sosial kelas sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
- Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya.
- Dalam menata ruangan kelas, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip keleluasaan pandangan, kemudahan dalam mencapai, keluwesan, kenyamanan dan keindahan.
- Dalam menata tempat duduk siswa, guru harus memperhatikan tujuan dan strategi pembelajaran.
- Peran guru dalam pengelolaan pembelajaran : sebagai motivator, pengamat, fasilitator.
- Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah PlOrEv, yaitu Planner, Organizer, Evaluator, ditambah peran sebagai pembimbing.
- Faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif yaitu : kesempatan untuk belajar; pengetahuan awal siswa; refleksi; motivasi keragaman individu; kemandirian dan kerja sama; suasana yang mendukung; belajar untuk kebersamaan; siswa sebagai pembangun gagasan; rasa ingin tahu, kreativitas, dan keutuhan; menyenangkan; interaksi dan komunikasi; belajar cara belajar.
@@@@@@@@@@@@@
Daftar Pustaka
Hernawan Asep Herry, dkk (2004) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas Terbuka,
Suciati, dkk (2002) Belajar & Pembelajaran 2, Universitas Terbuka,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar