Jumat, 09 Mei 2008

Peranan Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

Artikel : Peranan Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran

Oleh : Nyoman Yusudira


Pendahuluan

Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya tujuan oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.

Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam menjalankan tugasnya sebagai fasilitator ada dua tugas yang harus dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut adalah sebagai pengelola pembelajaran ( instructor pengajar ) dan sebagai pengelola kelas ( manager ). Sebagai pengelola pembelajaran guru bertugas untuk menciptakan kegitan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sedangkan sebagai pengelola kelas guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif.

A. Peran Guru Sebagai Pengajar ( Instructur )

Sebagai pengajar , guru dituntut untuk menciptakan kegitan pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran yang optimal .Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar guru harus memainkan berbagai peranan diantara sebagai manusia sumber , komunikator , mediator, pembimbing dan penilai .

Meskipun pada hakikatnya guru adalah fasilitator, tetap suatu saat guru dituntut untuk menjadi manusia sumber . Sebagai manusia sumber guru dituntut untuk memiliki segala informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran . Peran guru sebagai manusia sumber masih menjadi sorotan utama di masyarakat , termasuk siswa menganggap bahwa apa yang ditanyakan akan selalu dapat dijawab oleh guru. Kenyataan ini menuntut guru untuk menguasai materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Jangan coba-coba berdiri di depan kelas apabila kita tidak menguasai materi pelajaran yang akan dibahas.

Tuntutan ini memang cukup berat karena kita sebagai guru menyadari bahwa guru bukanlah orang yang serba tahu. Apalagi dalam masa sekarang ini dengan perkembangan ilmu dan teknologi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media. Guru mungkin saja tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. Guru harus pandai jatuh dan tidak perlu malu mengakui ketidaktahuan dan guru membantu mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.Guru harus mampu menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi dapat dipahami oleh siswa (sebagai komunikator) .Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap perhatian siswa. Materi pelajaran hendaknya disajikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat ( Slavin 1991 ) . Guru dituntut untuk menggunakan metode dan media yang bervariasi agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar guru hendaknya melibatkan siswa dalam kegitan pembelajaran baik melalui kegitan tanya jawab maupun melalui kegitan kelompok, diskusi atau kerja kelompok.

Dalam kegiatan ini guru dituntut berperan sebagai pengarah ( moderator ) . Sebagai moderator guru hendaknya melakukan hal-hal berikut :

a. Memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran

Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan perhatian siswa diantaranya

- Menyampaikan tujuan pada awal kegitan pembelajran.

- Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembahasan atau kegiatan kelompok.

- Merangkum hasil pembahasan atau diskusi / kerja kelompok pada tahap-tahap tertentu sebelum dilanjutkan pada pembahasan atau tugas berikutnya.

b. Memberikan kesempatan berfartisipasi

Dalam kegiatan kerja kelompok kadang terjadi monopoli pembicaraan , untuk mencegah hal tersebut peran guru hendaknya memberikan kesempatan kepada semua siswa unrtuk berpartisipasi dalam kegitan tersebut. Usaha yang dapat dilakukan guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi diantaranya :

- Memancing siswa yang pendiam dengan mengajukan pertanyaan yang langsung ditujukan kepada siswa tersebut secara bijaksana .

- Mencegah terjadinya pembicaraan serentak .

- Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan atau kegiatan

- Mendorong siswa untuk saling mengomentari pendapat siswa lain.

Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran oleh semua siswa, guru hendaknya melakukan evaluasi.Melaksanakan evaluasi merupakan tugas guru sebagai penilai atau evaluator. Sebagai penilai guru dituntut untuk melakukan kegitan yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai tujuan yang telah dirumuskan atau belum .Penilaian kemampuan siswa tidak hanya melalui tes tetapi juga dapat melalui tugas atau pekerjaan rumah. Siswa –siswa yang belum mencapai kreteria keberhasilan yang diharapkan , guru perlu membantu kelompok siswa ini karena masalah-masalah yang dihadapi siswa akan menghambat proses belajar berikutnya apabila tidak segera diatasi. Disinilah peran guru sebagai pembimbing dibutuhkan.

Agar kegiatan pembelajaran berlangsung lancar dan sesuai dengan tujuan , guru hendaknya mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru berperan sebagai organisatoris. Kegitan yang dapat dilakukan guru sebagai organisatoris diantaranya :

- Memberikan orientasi umum tentang tujuan , tugas atau kegitan yang akan dilaksanakan selama pembelajaran.

- Melaksanakan kegiatan yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan alokasi waktu yang tersedia.

- Mengorganisasikan siswa sesuai dengan kegitan pembelajaran sehingga guru akan selalu siap membantu apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

- Mengakhiri suatu kegiatan dengan penyimpulan tentang hasil belajar yang dicapai siswa.

B. Peran guru sebagai manajer

Guru sebagai manajer harus menciptakan kelas yang memungkinkan terciptanya pembelajaran yang efektif.Tugas utama guru sebagai manajer adalah memotivasi siswa yang kurang memiliki motivasi belajar sehingga mereka terdorong untuk berfartisipasi aktif dalam belajar. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam memotivasi siswa belajar ( Wright 1991 ) :

1. Menunjukkan sikap yang positif terhadap siswa

Guru hendaknya memberikan dorongan dan penguatan terhadap segala usaha yang telah dilakukan siswa tersebut. Dengan perhatian guru siswa termotivasi untuk lebih giat belajar dan bekerja. Guru hendaknya menangggapi secara positif setiap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan siswa bagaimanapun bentuknya. Dengan adanya tanggapan positif dari guru terhadap petanyaan atau pendapat yang diajukan paling tidak siswa tidak akan ragu-ragu mengemukakan pendapatnya sehingga siswa akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Memberikan tugas atau kegitan yang bermakna sesuai dan menarik bagi siswa

Tugas atau kegiatan yang dilaksanakan harus berkaitan dengan tujuan pembelajaran Tugas yang sesuai dengan materi dan tujuan pelajaran akan membentuk keyakinan siswa bahwa mereka akan berhasil dalam melaksanakan tugas yang akan diberikan apabila mereka mengerjakan dengan sungguh-sungguh tugas atau kegiatan yang dilaksanakan hendaknya berkaitan dengan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang baru untuk memecahkan suatu masalah.Segala sesuatu yang menyebabkan kegagalan akan dihindari loeh semua orang . Oleh karena itu berikanlah tugas atau kegiatan yang menantang bagi siswa sehingga mereka terorong untuk melaksanakan tugas atau kegiatan tersebut.

3. Menunjukan semangat mengajar

Guru yang menunjukkan kehangatan dan keantosiaan guru akan menjadikan kegitan pembelajaran lebih efektif. Keantosiasan yang ditunjukkan guru dalam mengajar akan menular pada siswa kerena contoh merupakan hal yang ampuh dalam menuntut seseorang untuk melakukan sesuatu.Dengan melihat guru bersemangat dalam mengajar dengan sendirinya sidswa termotivasi untuk belajar. Sebalknya kalau kita tidak bersemangat dalam mengajar siswa akan malas untuk belajar.

4. Menerapkan disiplin secara fleksibel sehinga tercipta situasi pembelajaran yang efektif

Penerapan disiplin tidak berarti siswa harus bekerja tanpa suara atau duduk dengan melipat tangan diatas meja. Guru memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan tugas belajarnyaasal tidak mengganggusiswa lain atau kelas lain yang sedang belajar.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang menuntut komunikasi antar siswa dan melakukan kerja sama..

Kegiatan siswa yang memungkinkan siswa berinteraksi satu sama lain adalah kegiatan kelompok. Melalui kegitan kelompok baik diskusi maupun kerja kelompok siswa dapat berbagi pengalaman dan belajar dari pengalaman siswa lainnya.Mmeberikan kesempatan kepada siswa yang telah menguasai materi pelajaran untuk membantu memecahkan masalah –masalah siswa lainnya dapat menyebabkan siswa merasa dirinya penting dan menyadarkan mereka bahwa memiliki sesuatu yang bermanfaat unutk dibagikan.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai diri sendiri

Dengan menilai diri sendiri siswa akan termotivasi untuk bekerja lebih giat karena mereka dapat menilai diri sendiri apakah dis telah berhasil atau belum. Kegiatan evaluasi disi dapat berlangsng apabila guru memberi tahu kepada siswa apa harus dicapai oleh siswa serta memberi tahu kreteria keberhasilan sehingga siswa tinggal membandingkan apa yang telah diperolehnya dengan kreteria yang dituntut.

7. Memberikan balikan positif terhadap hasil kerja siswa

Guru hendaknya memberikan penjelasan yang menguatkan terhadap hasil kerja siswa. yang benar dan penjelasan yang mengoreksi hasil kerja siswa ang salah. Penjelasan penjelasan ini akan membantu siswa memahami mengapa hasil kerjanya benar atau salah. Dengan mengetahui bahwa pekerjaannya benar, siswa akan merasa usahanya dihargai . Sedangkan balikan terhadap kesalahannya akan menambah motivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Bagi mereka yang telah mencapai kreteria keberhasilan gur hendaknya memberikanpujian . Komentar yang bernada pujian akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih serius, dan sebaliknya yang belum mencapai kreteria keberhasilan mendorong mereka untuk berusaha lebih baik.

8. Meberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh kebanggaan dari hasil

kerjanya.

Setiap siswa mengharapkan pengakuan positif terhadap hasil kerja mereka. Gur hendaknya memberikan penghargaan terhadap siswa yang berhasil dalam melakuka tugas belajarnya. Siswa akan merasa bangga bila hasil kerjanya dihargaiapabila hasil kerjanya dipajang didinding. Untuk itu Guru hendaknya mampu memainkan peran-peran tersebut secara utuh sebagai pengajar dan manajer dalam pembelajaran.

Penganalan Technologi sejak Dini Dalam Pembelajaran

ARTIKEL : PENGENALAN TECHNOLOGI SEJAK DINI

DALAM PEMBELAJARAN

OLEH : Ketut Yuwihara

PENDAHULUAN

Bangsa dan masyarakat Indonesia akan memasuki era pasar bebas, dimana setiap orang dapat melakukan berbagai aktifitas di Indonesia dengan kompetisi obyektif, tanpa melihat asal-usul kewarganegaraanya. Kondisi tersebut merupakan tonggak yang amat kritis, karena kemajuan suatu negara bergantung pada kualitas sumber daya manusia dan kemajuan suatu negara bergantung kepada kualitan sumber daya manusia dan kemajuan teknologi yang dimilikinya untuk dapat bersaing secara global, kompetitif,dan kooperatif. Hal ini berarti siap tidak siap, suka tidak suka, mau tidak mau, semua masyarakat Indonesia akan berhadapan dan terlibat langsung dengan perkembangan Iptek yang sangat pesat, bagaikan ” air bah ” yang dapat menerjang siapa saja. Seiring dengan perkembangan Iptek yang sangat cepat dan pesat, tatanan kehidupan sosial masyarakat juga berubah sehingga kebudayaan manusia Indonesia juga berubah. Jika hal tersebut tidak diantisifasi dengan tindakan nyata, maka bangsa Indonesia hanya akan menjadi obyek dari perkembangan Teknologi, bukan subyek yang dapat berperan secara aktif.

Untuk mengantisifasi dan menghadapi era tersebut, pemerintah telah berupaya mempersiapkan diri, salah satunya dengan mencanangkan ” Program Wajib belajar dasar sembilan tahun ” pada tahun 1994 dan Iptek perlu diperkenalkan secara dini melalui pendidikan formal. Dengan demikian diharapkan masyarakat Indonesia serendah-rendahnya berpendidikan SMP yang juga ” melek teknologi ”

Dinegara-negara yang telah maju seperti Amerika serikat, Inggris, Belanda,,Belgia,Australia dan Jepang, Pendidikan teknologi telah diperkenalkan sejak akhir dasa warsa yang lalu dan pada saat ini telah dijadikan bagian dari kurikulum pokok pada sistim pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan.

Di Indonesia sudah ada gagasan untuk memperkenalkan pendidikan teknologi sebagai suatu mata pelajaran terpisah, tetapi akhirnya diputuskan oleh pemerintah bahwa teknologi diintegrasikan kedalam mata pelajaran yang sudah ada seperti Fisika, Kimia dan Biologi, seperti yang terlihat pada kurikulum 1994

Pada saat ini sedang dikembangkan di SMP program pendidikan yang berorientasi pada teknologi dalam mata pelajaran yang terpisah dan berdiri sendiri yang untuk sementara dimasukkan dalam muatan lokal. Pendidikan Teknologi yang sedang dikembangkan tersebut adalah pendidikan teknologi sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan anak didik untuk dapat berpikir teratur, kritis, kreatif, dan inovatifdalam konteks teknologi sehingga secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan kualitas ” melek teknologi ” dan sumber daya yang unggul yang sangat dibutuhkan dalam era globalisasi, sebab orang yang tidak menguasai teknologi maka ia akan ditinggal oleh kereta api kemajuan teknologi.

1

TEKNOLOGI SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA

Definisi Teknologi.

Teknologi merupakan konsep yang sangat luas, kompleks, dan konferehensif. Konsep teknologi selalu berhubungan dengan teknologi modern dan teknologi tradisional serta berhubungan dengan perubahan sosial dan budaya masyarakat. Webber ( 1997 ) menyatakan bahwa Teknologi adalah suatu hal yang berkaitan dengan perancangan,pembuatan/konstruksi dan penggunaan suatu peralatan benda kerja sebagai pemecahannya.

Dalam Standar for technological Literacy ( ITEA, 2000 ) dinyatakan bahwa teknologi berhubungan dengan bagaimana manusia memodifikasi alam sesuai dengan kebutuhan dan maksudnya . Hutchinson dan Kartnizigh ( 1994 ) mengemukakan bahwa teknologi adalah proses yang dilakukan manusia untuk membuat hidupnya lebih nyaman, dimana dalam proses tersebut keinginan manusia dipenuhi dengan cara memecahkan masalah, menerapkan pengetahuan, mengembangkan peralatan serta menghasilkan suatu karya teknologi. Sedangkan Ploegmakers menyatakan bahwa teknologi adalah suatu bidang aktivitas manusia ( didalamnya terdapat produk dan proses ) yang didasarkan pada akumulasi pengetahuan dan keterampilan.

Secara Komprehensif Iskandar Alisyahbana menyatakan bahwa teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal ( hard ware dan software ) sehingga seakan-0akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,panca indera dan otak manusia.

Pengertian Dasar Teknologi dan teknologi dasar

Belakangan ini terdapat kecenderungan dalam masyarakat yang mempertalikan, menyamakan , atau menyatukan teknologi dengan ilmu pengetahuan. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dua belahan mata uang yang tidak terpisahkan, sehingga muncul instilah” ilmu pengetahuan saat ini, Teknologi esok harinya ” atau sebaliknya. Tetapi bila dicermati secara lebih teliti antara teknologi dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang berbeda, teknologi sebagai suatu sistem keterampilan praktis sedangkan ilmu pengetahuan sebagai suatu sistem pengetahuan rasional, Ilmu Pengetahuan dengan Teknologi dapat dibedakan berdasarkan :

  1. Tujuan
  2. Hasil
  3. Lingkungan
  4. Sumber
  5. Komponen
  6. Proses Kontrol

2

Perbedaan antar ilmu pengetahuan dan Teknologi secara rinci disajikan dalam Tabel berikut ini :

No

Segi

Ilmu Pengetahuan

Teknologi

1

Tujuan

Mencari pengetahuan

Memperoleh pengertian

Menciptakan barang

Mengusahakan perubahan

2

Hasil

Karya tulis ilmiah

Produk teknologis

3

Lingkungan

Kebudayaan umumnya khususnya ilmu pengetahuan

Kebudayaan umumnya

Khususnya teknologi

4

Sumber

Pengetahuan yang ada

Sumber alam,SDM dan Pengetahuan

5

Aktivitas

Penelitian

Pembuatan sampai produksi

6

Kontrol

Berdasarkan umpan balik peralatan keilmuan

Berdasarkan umpan balik pengetahuan ilmiah

Jadi teknologi berbeda dengan karakteristik dasar ilmu pengetahuan. Perbedaan itu karena tujuan pengembangan masing-masing memang berbeda. Ilmu Pengetahuan bertujuan memperluas Pengetahuan dengan jalan menyusun teori-teori yang semakin baik, sedang teknologi bertujuanmenciptakan produk-produk baru dengan jalanmembuat sarana untuk meningkatkan efektifitas.

Perlunya Pengembangan Technology Literacy

Teknologi pada saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dan pada tahun-tahun mendatang intensitas keterlibatan teknologi dalam kehidupan manusia akan semakin tinggi. Pada Tahun 1968 Dewan Eropa telah menyimpulkan bahwa suatu pendidikan umum yang baik harus mencakup orientasi kearah teknologi mutakhir. Gagasan ini telah dianggap sebagai titik awal perkembangan pendidikan teknologi secara internasional sebagai suatu mata pelajaran baru didalam pendidikan umum bagi seluruh siswa. Ada tiga alasan mengapa orientasi teknologi mutakhir dimasukkan kedalam kurikulum inti :

1. Persiapan Menyongsong Masyarakat Masa Depan

Untuk mempersiapkan para siswa agar dapat berperan serta dimasyarakat dimasa yang akan datang, siswa harus diberi pemahaman tentang teknologi, yakni suatu aspek penting dalam masyarakat kita dimasa yang akan datang. Teknologi ikut menentukan standar hidup seseorang dan telah mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan dunia atau lingkungan yang ada disekitar mereka. Setiap orang perlu mengetahui teknologi agar dapat memahami masyarakat modern dan akan lebih baik lagi jika mereka dapat berperan aktif dalam masyarakat modern tersebut. Selain itu orang juga harus mampu menangani berbagai macam peralatan teknologi yang mereka pergunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Pendidikan teknologi memungkinkan para siswa memperoleh ketrampilan untuk menangani peralatan

3

teknologi, merancang,serta memecahkan persoalan teknologi dan memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan teknologinya.

Selain itu Pendidikan teknologi dasar dapat merangsang siswa untuk berpikir secara kritis tentang teknologi. Disatu pihak, teknologi telah memberikan pengaruh yang positif, namun dipihak lain teknologi juga mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat. Pendidikan teknologi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ini sesuai dengan bagaimana teknologi tersebut dikembangkan dan diterapkan.

2. Orientasi Pendidikan dan profesi dimasa depan

Para siswa harus mengembangkan kemampuan teknologi sebagai bagian dari persiapan umum untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi serta dapat melakukanaktivitas produktif dimasa depan. Karena sebagian aktivitas produktif diabad 21 ini akan selalu melibatkan teknologi, dimana teknologi itu sendiri terus berkembang dengan pesat, para siswa memerlukan keterampilan umum yang dapat diterapkan dalam berbagai jenis pekerjaan dan situasi dimasa yang akan datang.

Dalam masyarakat informasi dimana teknologi informasi berkembang sangat pesat, para siswa harus dibekali keterampilan umum untuk memecahkan masalah serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyaratan yang berubah-ubah serta kemampuan untuk bekerja dalam tim. Pendidikan teknologi dasar memberikan kesempatan yang amat baik untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukanuntuk dapat melakukan aktivitas produktif dimasa depan didalam masyarakat teknologi yang berkembang dengan pesat dan dinamis.

3. Tujuan-tujuan pendidikan secara umum

Dimasukkannya Pendidikan Teknologi dasar sebagai bagian dari pendidikan umum mempunyai manfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama ( SMP) dan melengkapi pencapaian kompetensi dan life skills lulusan SMP. Pendidikan Teknologi Dasar memberikan kesempatan secara memadai bagi peserta didik untuk belajar dan mengambangkan keterampilan teknologi serta mengambangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata, menumbuhkan pemikiran reflektif, serta membantu perkembangan dan keterlibatan aktif dari peserta didik dalam proses belajar.

Selain itu dengan berpusat Pada konteks yang nyata ( kontekstual ) Pendidikan teknologi Dasar ( PTD ) dapat membuat pendidikan menjadi lebih sesuai, lebih bermanfaat, lebih responsif terhadap tuntutan kehidupan dimasyarakat. Hal ini dapat membuat kurikulum lebih menarik serta lebih menggugah minat para peserta didik, karena mereka dapat langsung dan lebih mudah menerapkan apa yang telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

4

Dengan demikian Pendidikan Tehnologi Dasar secara tidak langsung dapat menurunkan angka drop out yang ringgi, salah satu masalah yang mendesak untuk dipecahkan diberbagai sistem pendidikan.

Dengan demikian kompetensi dalam bidang-bidang teknologi yang dipelajari PTD dapat menjadi pelengkap sehingga memberikan banyak pilihan kepada peserta didik. Mengacu kepada PP No 19 tahun 2005, Pendidikan Tehnologi Dasar merupakan penjabaran mata pelajaran kejuruan di SMP yang bersifat umum ( Broad based ). Oleh karena itu Pendidikan Tehnologi Dasar dapat dimasukkan sebagai mata pelajaran pilihan atau mata pelajaran yang dikembangkan disekolah.

LANDASAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN TEKNOLOGI DISEKOLAH

1. Landasan Filosofis

Berikut ini beberapa acuan yang dapat dijadikan sebagai landasan filosofis dalam penerapan dan pengembangan pendidikan teknologi dasar yakni ;

a) Teori Filsafat Ekstensialisme.

Teori ini memandang bahwa materi pembelajaran pada jenjang Pendidikan dasar harus diarahkan pada penguasaan Kemampuan Dasar ( Basic Skill 0 serta pengetahuan esensial untuk dasar pelajaran lanjutan bagi anak didik. Jadi menurut teori ini penguasaan kemampuan dasar merupakan salah satu fokus materi dalam proses belajar mengajar.

b) Teori filsafat Pragmatisme

Menurut teori ini segala sesuatu harus dinilai dari segi kegunaan praktis dengan ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatannya bagi manusia.

Wujud dari aliran ini dalam pendidikan adalah timbulnya gerakan pendidikan progresivisme yangmengembangkan pendidikan menurut prinsif-prinsif :

1. anak dalam belajar harus bebas agar dapat berkembang wajar

2. penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk merangsang belajar

3. guru harus menjadi peneliti dan pembimbing dalam kegiatan belajar

4. harus ada kerjasama antar sekolah dan lingkungan termasuk rumah

5. sekolah harus merupakan laboratorium untuk melakukan eksperimentasi

Pendidikan Teknologi Dasar merupakan salah satu dari gerakan pendidikan progresif yang mengembangkan kelima prinsip tersebut dengan metode pembelajaran yang utama adalah pemecahan masalah dalam setiap aktivitas kegiatan belajar mengajarnya.

2. Landasan Psikologis

Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan itu maka manusia berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi dengan lingkungan itu akan mernyebabkan manusia mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar. Semakin kuat motif untuk memenuhi kebutuhan itu, maka semakin kuat pula proses belajar yang terjadi sehingga akan dapat dicapainya.

5

A. Maslow melakukan kategori sasi kebutuhan manusia menjadi enam kelompok yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis,kebutuhan untuk mempertahankan hidup

b. Kebutuhan akan rasa aman

c. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan

d. Kebutuhan akan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri

f. Kebutuhan untuk memahami dan mengetahui,kebutuhan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Pendidikan, ilmu Pengetahuan dan teknologi, mempunyai kaitan yang sangat erat. Seperti kita ketahui , Iptek menjadi bagian utama dalam isi pelajaran. Dngan kata lain pendidikan berperan sangta penting dalam pewarisan dan pengembangan Iptek harus dapat dan segera diakomodasi oleh pendidikan dengan cara memasukkan perkembangan Iptek kedalam isi bahan ajar.

Iptek merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengembangan dan pemanfaatan Iptek dapat ditempuh dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti : penelitian Dasar, Penerlitian terapan, Pengembangan Teknologi, penerapan teknologi, selanjutnya dilakukan evaluasi Ethis-Politis-Religius.

Oleh karena itu pendidikan formal harus mempu mengakomodasi dan mengantisifasi perkembangan Iptek. Bahan Pembelajaran Iptek seharusnya hasil perkembangan iptek mutakhir. Peserta didik seyogyanya sedini mungkin mendapatkan sosialisasi ilmiah dan teknologi meskipun dalam bentuk yang paling sederhana. Dengan demikian sikap ilmiah dan kemampuan teknologi dapat ditanamkan lebih dini pada peserta didik. Keterampilan ilmiah, seperti observasi, perhitungan, pengukuran, klasifikasi,mencari hubungan,pembuatan hipotesis dan sebagainya. Salah satu tujuan diperkenalkannya teknologi di sekolah adalah agar terbentuk masyarakat yang ” Melek teknologi ”

4. Landasan Hukum

Berikut ini landasan hukum yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan implementasi program Pendidikan Teknologi dasar yaitu :

a. UUD 1945 Pasal 31 ayat 1, menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatk pendidikan , dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia

b. UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

6

c. Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

d. UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 ayat 3 menyatakan bahwa : Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara kesatuan republik Indonesia dengan memperhatikan antara lain perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi,seni,serta dinamika perkembangan global

Atas pertimbangan tersebut diatas, maka pendidikan teknologi dapat dan perlu diperkenalkan secara dini dalam rangka mencapai melek teknologi dimasyarakat serta akan memperkuat bekal kemampuan dasar dari mata-mata pelajaran yang sudah ada khususnya mata pelajaran MIPA.

5. Landasan Empirik

a. Pendidikan tehnik merupakan pendidikan umum yang telah diterapkan diberbagai negara maju. Pada negara tersebut pendidikan tehnik sudah masuk menjadi mata pelajaran inti kurikulum nasional mereka

b. Sejak tahun 1997 Pendidikan Tehnologi Dasar telah berhasil diuji cobakan .

c. Hasil penelitian menyatakan bahwa :

1. PTD dapat meningkatkan sikap ilmiah

2. PTD meningkatkan motif berprestasi para siswanya

3. PTD meningkatkan perspektif positif terhadap mata pelajaran lain

4. PTD selain meningkatkan hasil belajar dalam aspek kognitif juga meningkatkan aspek sikap dan psikomotor.

Secara kualitatif PTD dapat meningkatkan kreativitas siswa, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengemukakan gagasan, kemampuan berargumentasi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin aktifnya siswa mengikuti dan menjuarai berbagai perlombaan ilmiah dan kreativitas siswa, mampu menyelenggarakan suatu perlombaan dengan sukses, kelas menjadi aktif dan dinamis, rasa ingin tahu yang cukup besar.

PENUTUP

Teknologi telah berkembang sangat cepat dan sulit memprediksi perkembangan terknologi dan pekerjaan dimasa mendatang. Sementara itu intensitas keterlibatan teknologi dalam kehidupan manusia pada tahun-tahun mendatang semakin tinggi. Era globalisasi dan era pasar bebas menuntut penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang baik disegala bidang karena masyarakat yang dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat berperan serta dalam era tersebut. Sedangkan Masyarakat yang tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi obyek dari negara-negara maju.

Dengan rasional tersebut Pendidikan Teknologi Dasar dibutuhkan pada pendidikan umum, khusunya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Melalui pembelajaran teknologi peserta didik akan menjadi melek terhadap teknologi ( tecnology Literacy ).

7

Melek Teknologi bukan berarti sekedar tahu dan menjadi penonton belaka, akan tetapi mereka akan terlibat dalam aktivitasteknologi. Merekaakan belajar memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi dengan masyarakat. Peserta didik pun akan belajar menggunakan produk teknologi dan sistem secara benar. Bahkan mereka akan merancang dan membuat karya teknologi sendiri .

Selama belajarpun para peserta didik belajar untuk mampu bekerja sama dalam tim, bekerja mandiri dalam kebersamaan , mengemukakan dan menerima pendapat secara argumentatif yang didukung fakta. Para peserta didik dilatih mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dipecahkan dengan teknologi. Didalam Pendidikan Teknologi Dasar beberapa kecakapan hidup yang dapat dibiasakan secara komprehensip melalui proses pembelajaran.

Sabtu, 03 Mei 2008

artikel : HAKIKAT BELAJAR

HAKIKAT BELAJAR

Oleh Gafar Daud

I. PENGERTIAN BELAJAR

a. Pengertian Belajar yang Populer

Adapun hal-hal yang berhubungan dengan belajar :

  • Situasi belajar harus bertujuan .
  • Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
  • Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
  • Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya..
  • Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.
  • Siswa mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.

Prinsip-prinsip Perubahan Tingkah Laku

Ada sejumlah unsur yang menjadi ciri setiap perubahan tingkah laku, yaitu :

  1. Tingkah laku dimotovasi.
  2. Tingkah laku yang bermotivasiTujuan yang disadari oleh seseorang.
  3. Lingkungan menyediakan kesempatan untuk bertingkah laku tertentu.
  4. Tingkah laku dipengaruhi oleh proses dalam organisme.
  5. Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas dalam diri organisme manusia.

b. Pengertian Belajar Menurut Beberapa Aliran Psikologi

Beberapa aliran psikologi dalam hubungannya dengan teori belajar, yaitu

  • Teori psikologi klasik.
  • Teori psikologi daya.
  • Teori mental state.
  • Teori psikologi behaviorisme.
  • Teori psikologi Gestalt.

2. TEORI BELAJAR

Belajar Menurut Psikologi Kognitif

Teori kognitif berpijak pada tiga hal, yaitu :

  • Perantara sentral (central intermdiaries).
  • Struktur kognitif.
  • Pemahaman dalam pemecahan masalah.

Prinsip-prinsip Belajar Teori Kognitif

· Gambaran perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada siswa.

· Organisasi pengetahuan .

· Belajar dengan pemahaman

· Umpan balik kognitif.

· Penetapan tujuan

· Berpikir devergen.

Belajar Menurut Psikologi Gestalt

Psikologi Gestalt sering disebut psikologi organisme atau field theory. Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur. Suatu keseluruhan bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah tertentu dan saling berinteralisi satu sama lain.

Prinsip-prinsip Belajar Gestalt (Field Theory)

1. Belajar dimulai dari suatu keseluruhan.

2. Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian.

3. Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan.

4. Anak belajar dengan menggunakan pemahaman.

3. CIRI-CIRI BELAJAR

Ciri-ciri (karakteristik) belajar yaitu :

  • Belajar berbeda dengan kematangan.
  • Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental.
  • Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap.

4. UNSUR-UNSUR DINAMIS DALAM PROSES BELAJAR

Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari :

1. Motivasi siswa,

2. Bahan Belajar.

3. Alat bantu belajar.

4. Suasana belajar.

5. Kondisi subjek yang belajar.

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.

2. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN

a. Mengajar adalah Upaya Menyampaikan Pengetahuan Kepada Peserta

didik/Siswa di Sekolah.

b. Mengajar adalah Mewariskan Kebudayaan Kepada Generasi Muda Melalui

Lembaga Pendidikan Sekolah.

c. Pembelajaran adalah Upaya Mengorganisasi Lingkungan untuk Menciptakan Kondisi Belajar bagi Peserta didik.

d. Pembelajaran adalah Upaya Mempersiapkan Peserta Didik untuk Menjadi Warga Masyarakat yang baik.

e. Pembelajaran adalah Suatu Proses Membantu Siswa Menghadapi Kehidupan Masyarakat Sehari-hari.

3. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu :

  • Rencana.
  • Kesalingketergantungan
  • Tujuan.

4. UNSUR-UNSUR PEMBELAJARAN

Unsur Dinamis Pembelajaran pada Diri Guru

a. Motivasi membelajarkan siswa.

b. Kondisi guru siap membelajarkan siswa.

Unsur Pembelajaran Konkruen dengan Unsur Belajar

a. Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.

Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh guru dalam rangka memotivasi siswa agar belajar, yaitu :

1. Prinsip kebermaknaan.

2. Prasyarat.

3. Model.

4. Komunikasi terbuka.

5. Daya tarik.

6. Aktif dalam latihan.

7. Latihan yang terbagi.

8. Tekanan instruksional.

9. Keadaan yang menyenangkan.

b. Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada :

1. Buku pelajaran.

2. Pribadi guru sendiri.

3. Sumber masyarakat.

c. Pengadaan alat-alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri dan

bantuan orang tua.

Prosedur yang dapat ditempuh :

· Memilih dan menggunakan alat bantuan yang tersedia di sekolah sesuai dengan rencana pembelajaran.

· Siswa memilih dan membuat sendiri alat bantuan yang diperlukannya, berdasarkan petunjuk dan bantuan guru.

· Membeli di pasaran bebas seandainya alat-alat yang diperlukan itu ada dan cocok untuk kegiatan belajar yang akan dilakukan.

d. Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif.

Upaya yang dapat dilakukan :

· Sikap guru sendiri terhadap pembelajaran di kelas.

· Perlu adanya kesadaran yang tinggi dikalangan siswa untuk membina disiplin dan tata tertib yang baik dalam kelas.

e. Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan

pembinaan.

Pembinaan kesehatan, penyesuaian bahan belajar dengan tingkat kecerdasan siswa, memperhatikan tingkat kesiapan belajar yang tepat waktunya, penyesuaian bahan belajar dengan kemampuan dan bakatnya, dan memberikan pengalaman-pengalaman yang perekuisit, semua kondisi itu perlu dikontrol oleh guru.

Bila diketahui terdapat ketakseimbangan dan gangguan pada kondisi mereka, maka guru perlu segera melakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkannya.

BAB V

TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1. TUJUAN BELAJAR

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.

Komponen-komponen Tujuan Belajar

Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen, yaitu :

  1. Tingkah laku terminal.
  2. Kondisi-kondisi tes.
  3. Standar (ukuran ) perilaku.

Pentingnya Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Secara khusus kepentingan itu terletak pada :

1. Untuk menilai hasil pembelajaran.

2. Untuk membimbing siswa belajar.

3. Untuk merancang sistem pembelajaran.

4. Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan proses pembelajaran.

5. Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN

Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.

Suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut :

  • Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar.
  • Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
  • Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki.

Tujuan Sebagai Instrumen Pengukuran

Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar.

3. KLASIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN

Klasifikasi tujuan pendidikan dilakukan berdasarkan pendekatan-pendekatan :

a. Pendekatan Langsung .

Dengan pendekatan ini diklasifikasikan tujuan menjadi beberapa tujuan pendidikan, yakni :

- Tujuan jangka panjang

- Tujuan antara

- Tujuan pembelajaran

- Tujuan unit.

- Tujuan pelajaran

- Tujuan latihan.

Klasifikasi tujuan pendidikan ini digunakan dalam rangka merancang kurikulum.

b. Pendekatan Jenis Perilaku.

Klasifikasi ini dibuat berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan, yaitu :

- Tujuan-tujuan kognitif.

- Tujuan-tujuan afektif.

- Tujuan-tujuan psikomotorik.

c. Pendekatan Sumber.

Klasifikasi tujuan pendidikan meliputi :

- Tujuan-tujuan keterampilan kehidupan.

- Tujuan-tujuan metodologis.

- Tujuan-tujuan isi.

Klasifikasi tujuan ini berguna dalam rangka memilih dan merumuskan tujuan-tujuan suatu bidang pengajaran/bidang studi.

4. TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN

Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.

  1. Matra Kognitif, menitikberatkan pada proses intelektual.

Jenjang-jenjang tujuan kognitif, menurut Bloom, terdiri dari :

- Pengetahuan

- Pemahaman.

- Penerapan (aplikasi).

- Analisis (pengkajian).

- Sintesis.

- Evaluasi.

  1. Matra Afektif, menyangkut sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral.

Krathwohl,Bloom, dan Masia, mengembangkan hierarkhi matra ini terdiri dari :

- Penerimaan (receiving).

- Sambutan (responding).

- Menilai (valuing).

- Organisasi (organization).

- Karakterisasi dengan suatu kompleks nilai.

  1. Matra Psikomotorik, menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah

DASAR PEMBELAJARAN

1. ASAS-ASAS BELAJAR

a. Tujuan Belajar

Upaya yang dilakukan untuk mengarahkan perhatian siswa kepada tujuan pelajaran, antara lain sebagai berikut :

  • Bagi siswa yang berada pada tingkat lanjutan, diberikan tes nyata, lalu individu menerima umpan balikan, serta bantuan mengerjakan tes, dan melaksanakan diskusi kelompok kecil.
  • Bagi siswa tingkat SD, menggunakan situasi kehidupan nyata berdasarkan pengalaman siswa sendiri.
  • Mempertunjukkan nilai pelajaran itu bagi pribadi dan intelektual siswa.

b. Motivasi Belajar

Motivasi dapat bersumber dari dalam diri siswa sendiri berdasarkan kebutuhan, dorongan dan kesadaran pada tujuan belajaryang disebut motivasi intrinsik. Motivasi belajar dapat juga tumbuh berkat rangsangan dan tekanan atas desakan dari luar, yang disebut motivasi ekstrinsik.

Kondisi-kondisi kelas berikut ini dapat meningkatkan motivasi di dalam kelas: suasana lingkungan kelas, keterlibatan siswa secara langsung, mendorong keberhasilan, transfer dan retensi.

c. Umpan Balik Hasil Belajar

Beberapa contoh pelaksanaan asas pengetahuan tentang hasil di dalam kelas:

· Kelompok baca.

· Guru menjelaskan hasil-hasil tes bentuk esay.

d. Transfer Hasil Belajar

Tiga teori tentang transfer hasil belajar yaitu :

· Teori disiplin formal (The formal discipline theory).

· Teori unsur-unsur yang identik (The identical elements theory).

· Teori generalisasi (The generalization theory).

2. AKTIVITAS BELAJAR/KETERLIBATAN LANGSUNG

Jenis-jenis Aktivitas

Paul D Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, yaitu :

1. Kegiatan-kegiatan visual.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral).

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan.

4. Kegiatan-kegiatan menulis.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar.

6. Kegiatan-kegiatan metrik.

7. Kegiatan-kegiatan mental.

8. Kegiatan-kegiatan emosional.

Manfaat Aktivitas dalam Pembelajaran

Kegiatan dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa memperoleh pengalaman langsung, mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama sekolah masyarakat dan interpersonal, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan suasana belajar menjadi hidup/dinamis.

Upaya Pelaksanaan Aktivitas dalam Pembelajaran

  1. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas.
  2. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah masyarakat.
  3. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan CBSA.

3. PERBEDAAN INDIVIDUAL

Perbedaan individual dapat dilihat dari dua segi yaitu :

  • Perbedaan segi horizontal : perbedaan individu dalam aspek mental.
  • Perbedaan segi vertikal : perbedaan individudalam aspek jasmaniah.

Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor yaitu :

  • Faktor keturunan (bawaan kelahiran).
  • Faktor pengaruh lingkungan.

Jenis-jenis Perbedaan Individual

Perbedaan individual menyangkut dengan berbagai aspek diri, yang memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :

  • Kecerdasan.
  • Bakat (aptitude).
  • Keadaan Jasmani.
  • Penyesuaian sosial dan emosional.
  • Keadaan keluarga.
  • Prestasi belajar.

Upaya Pelayanan Perbedaan Individual

  • Anak-anak yang tergolong cerdas akan berkembang sesuai dengan kemampuannya, dengan cara ; akselerasi dan program tambahan.
  • Pengajaran individual.
  • Penyelenggaraan kelas khusus bagi siswa yang cerdas.
  • Bagi siswa yang lamban dapat diselenggarakan kelas remedial.
  • Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan.
  • Pembentukan kelompok informal oleh siswa sendiri.

4. PENGULANGAN DAN LATIHAN

Pengertian latihan dalam hubungan mengajar dan belajar adalah suatu tindakan/perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil belajar.

Manfaat Latihan dalam Pembelajaran

Manfaatnya: memberikan pengalaman pendidikan, memantapkan penguasaan aspek-aspek tingkah laku, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, bermakna bagi kehidupan sehari-hari, meningkatkan keefektifan pembelajaran mendorong motivasi belajar.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Ulangan dan Latihan

Pelaksanaan latihan berpegang pada prinsip-prinsip, yaitu penataan lingkungan belajar, fungsional bagi siswa, dilaksanakan secara sistematis, tepat waktu, dan berdasarkan banyaknya bahan yang dilatihkan.

Upaya Pendayagunaan Latihan dalam Pembelajaran

  • Repetition (ulangan).
  • Latihan otomatisasi (drill).
  • Review atau reteaching.
  • Practice.
  • Review dan Practice.

5. LINGKUNGAN

Dengan berinteraksi dengan lingkungan, maka manusia mendapat pengalaman dan berkembang menjadi manusia yang mampu mendayagunakan dan/atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Jenis-jenis Lingkungan

William Burton mengadakan klasifikasi lingkungan, yang meliputi : daerah, keadaan alam, sejarah, masalah kependudukan,pertanian, ekonomi dan

perdagangan, pabrik dan industri, perbankan dan keuangan, tranportasi, komunikasi, mata pencarian,

distribusi kekayaan, standar hidup, kesehatan, pendidikan, agama, pemerintahan dan politik, tempat rekreasi, pandangan atau prakarsa masyarakat.

Manfaat Mempelajari Lingkungan Masyarakat

Pembelajaran berdasarkan lingkungan memiliki manfaat yakni ; menanamkan pengertian yang realistik tentang proses sosial, mengembangkan kesadaran, minat, berpikir ilmiah, tanggung jawab, persiapan hidup di masyarakat, dsb.

Upaya Pembelajaran Berdasarkan Lingkungan

Upaya pendayagunaan lingkungan dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan membawa lingkungan ke dalam kelas, atau membawa kelas ke masyarakat, dalam pelaksanaannya menggunakan metode-metode tertentu, seperti karyawisata, nara sumber, berkemah, kerja pengalaman, survei dan proyek.

MOTIVASI BELAJAR

1. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MOTIVASI

a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri saeseorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi memiliki komponen dalam dan komponen luar. Ada kaitan yang erat antara motivasi dan kebutuhan, dan drive, dengan tujuan, dan insentif.

b. Pentingnya Motivasi dalam Upaya Belajar dan Pembelajaran

Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi pendidikan, membina kreatifitas dan imajinitas guru, pembinaan disiplin kelas, dan menentukan efektifitas pembelajaran.

2. JENIS DAN SIFAT MOTIVASI

a. Jenis Motivasi

Tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yaitu :

· Pendekatan kebutuhan : - Kebutuhan fisiologis.

- Kebutuhan keamanan.

- Kebutuhan sosial.

- Kebutuhan berprestise.

· Pendekatan fungsional : Berdasarkan konsep-konsep motivasi :

- Penggerak.

- Harapan.

- Insentif.

· Pendekatan deskriptif : Menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati.

Motivasi memiliki dua sifat yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

3. PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI BELAJAR

Prinsip-prinsip untuk mendorong motivasi belajar dalam bentuk :

· Pemberian pujian.

· Kepuasan kebutuhan psikologis.

· Intrinsik.

· Penguatan.

· Penjalaran.

· Pemahaman atas tujuan.

· Tugas yang dibebankan oleh diri sendiri.

· Ganjaran dari luar.

· Teknik pembelajaran yang bervariasi.

· Minat khusus siswa.

· Penyesuaian dengan kondisi siswa.

· Menghindari adanya kecemasan.

· Tingkat kesulitan tugas.

· Kadar emosi.

· Pengaruh kelompok

· Kreatifitas siswa.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

  • Penggerakkan dengan cara prinsip kebebasan, metode discovery, motivasi kompetensi, belajar discoveri, brainstorming, suasana yang berpusat pada siswa, pengajaran berprogram.
  • Pemberian harapan, dengan cara merumuskan TIK, tujuan yang langsung , intermediate, dan jangka panjang, perubahan harapan, tingkat aspirasi.
  • Pemberian insentif, dengan cara umpan balik hasil tes, pemberian hadiah, komentar, kerjasama.
  • Pengaturan tingkah laku siswa, dengan cara restitusi dan the riple effect.

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN

1. PERKEMBANGAN KONSEP PEMBELAJARAN

Konsep pengajaran/pembelajaran terus berkembang, mulai dari :

· Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar.

· Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar.

· Pengajaran sebagai suatu sistem.

Pendekatan Sistem Pembelajaran

Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran meliputi :

  • Aspek filosofis.
  • Aspek proses.

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran :

  • Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran.
  • Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran.

Pola pendekatan sistem pembelajaran :

  • Merumuskan masalah,
  • Analisis masalah,
  • Pengembangan suatu pemecahan,
  • Eksperimental,
  • Menilai dan merevisi.

2. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI-TEORI BELAJAR

Berdasarkan teori belajar ada 4 model pembelajaran :

  • Model Interaksi Sosial (social interaction model).

Jenis-jenis strategi pembelajaran dalam model ini, adalah :

- Kerja kelompok,

- Pertemuan kelas,

- Pemecahan masalah sosial atau inquiry sosial’

- Model laboratorium,

- Model pengajaran yurisprudensi,

- Bermain peranan,

- Simulasi sosial.

  • Model Proses Informasi (information processing models)

Beberapa strategi pembelajaran pada model ini, adalah :

- Mengajar induktif,

- Latihan inquiry,

- Inquiry keilmuan,

- Pembentukan konsep,

- Model pengembangan,

- Advanced organizer model.

  • Model Personal (personal models).

Strategi pembelajaran pada model ini adalah ;

- Pengajaran non direktif,

- Latihan kesadaran,

- Sinektik,

- Sistem konseptual.

  • Model Modifikasi Tingkah laku (behavior modification models)

Model pembelajaran ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik.

3. STRATEGI PEMBELAJARAN

Berdasarkan teori-teori belajar diungkapkan paling tidak, ada empat bentuk strategi pembelajaran, yakni :

  • Belajar penerimaan atau proses informasi dengan strategi ekspositif.
  • Belajar penerimaan atau proses pengalaman dengan strategi inquiry-discovery.
  • Belajar penguasaan berdasarkan pendekatan kelompok dengan strategi belajar tuntas.
  • Pembelajaran terpadu berdasarkan pendekatan integrasi dengan strategi pengajaran unit.

Daftar Pustaka

1. Suciati, dkk (2002) Belajar & Pembelajaran 2, Universitas Terbuka, Jakarta.

2. Winataputra Udin S, dkk (1998) Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Setara D-II, Jakarta.